Strategi
Kewirausahaan
Para wirausaha menggunakan proses
inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai
barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas
merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan
sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam
suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai
penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin
bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin berhasil, maka
wirausaha harus memiliki empat kompetensi, di antaranya:
a.
Fokus pada pasar, bukan pada
teknologi.
b.
Buat ramalan pendanaan untuk
menghindari tidak terbiayainya perusahaan.
c.
Bangun tim manajemen, bukan
menonjolkan perorangan (not a “one-person” show).
d.
Beri peran tertentu, khusus bagi
wirausaha penemu.
Dalam
melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan strategi sebagai
berikut:
a.
Menyangkut pengembangan keterampilan
untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar
pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru (iinitator) memperbaiki
atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi
bagi pembeli. Bila deinikian, wirausaha perlu meinindahkan daya saingnya ke
segmen pasar lain dengan mendoininasi segmen pasar kecil yang dipandang
perusahaan besar tidak memiliki peluang.
b.
Perubahan karakteristik produk,
pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan
mengubah produk dan jasa yang sudah ada, inisalnya mengubah manfaat, nilai, dan
karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah
satu cara berikut:
a.
Menciptakan manfaat.
b.
Meningkatkan nilai inovasi.
c.
Beradaptasi dengan lingkungan sosial
ekonomi pelanggan.
d.
Menyajikan apa yang dianggap
beinilai oleh pelanggan
Dalam konsep strategi
pemasaran pada umumnya, kita mengenal 4P yaitu:
1. Product
(produk barang dan jasa)
2. Price
(harga)
3. Place
(tempat)
4. Promosi
(promotion
Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan
merupakan strategi utama, karena bersangkut paut dengan kreativitas dan
inovasi. Di dalamnya menyangkut penelitian dan pengembangan produk, penelitian
dan pengembanagn harga, penelitian dan pengembangan tempat, dan penelitian
pengembangan promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil justru karena memiliki
kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta
barang-barang yang bernilai dan unggul di pasar.
Dalam manajeman strategi yang baru, Mintzberg
mengemukakan 5P yang sama artinya dengan strategi, yaitu:
1. Strategi
adalah Perencanaan (Plan)
Konsep
strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah
perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak
selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan.
Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya.
Sebagai contoh, McDonald’s yang selama bertahun-tahun memegang teguh dan
melaksanakan secara konsisten prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan.
Inilah yang menjadi strategi perusahaan McDonald’s.
2. Strategi
adalah Pola (Patern)
Menurut
Mintzberg, srtattegi adalah pola (strategy
is patern), yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena
belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan. Atau disebut juga sebagai realized strategy karena telah dilakukan
oleh perusahaan.
3. Strategi
adalah Posisi (Position)
Yaitu
memposisikan produk tertentu ke pasar tertentuyang dituju. Strategi sebagai
posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik bidik
di mana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu
meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal. Sebagai contoh, perusahaan rokok
Marlboro dan Sempoerna Mild merupakan perusahaan yang paling serius
mempromosikan produknya di Indonesia. Masing-masing mempunyai strategi posisi
berbeda di pasar. Marlboro mempromosikan diri sebagai rokok kaum pria sejati
yang menyukai tantangan alam seperti digambarkan melalui iklan-iklannya.
Sedangkan Sempoerna Mild lebih ditujukan kepada generasi muda yang memiliki
rokok berkadar tar dan nikotin ringan.
4. Strategi
adalah Perspektif (Perspektif)
Jika
dalam arti Pola dan Posisi cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka
sebaliknya dalam Perspektif cenderung lebih melihat ke dalam yaitu ke dalam
organisasi, dan ke atas yaitu melihat grand vision dari perusahaan.
5. Strategi
adalah Permainan (Play)
Dalan
arti ini, strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau
pesaing. Suatu merek misalnya meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap
kukuh dan tidak tersentuh, karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang
melawan merek kedua tadi.
Banyak teori yang membahas strategi yang dikemukakan
oleh para ahli ekonomi dan manajemen dan digunakan baik dalam perusahaan besar
oleh para manajer maupun perusahaan kecil oleh wirausaha untuk mempertahankan
perusahaannya. Teori-teori tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Teori
Generik Strategi dan Keunggulan Bersaing
Dalam
karyanya Competitive Strategy,
Michael P. Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat
dipergunakan perusahaan untuk dapat bersaing. Beberapa aspek inti teori Porter adalah:
1. Persingan
merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Keberhasilan atau kegagalan
tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing. Tanpa berani bersaing,
tidak mungkin keberhasilan diperoleh (Poerter, 1997). Strategi bersaing
dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng
ketika menghadapi persaingan.
2. Keunggulan
bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi
langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan
memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi,
dan focus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata
lain keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar
menerapkan strategi generiknya dalam kegiatan praktis.
3. Ada
dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah (low cost) dan diferensiasi (differentiation).
Semua keunggulan ini berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berhasil
dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain, produk, dan
pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah
kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa unik dan memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli balam
bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya.
4. Kedua
jenis dasar keunggulan bersaing di atas, menghasilkan tiga strategi generik
(Porter, 1997), yaitu:
a. Biaya
rendah (low cost)
b. Diferensiasi
(differentiation)
c. Fokus
(focus)
Strategi fokus
memiliki dua variable utama, yaitu:
a. Fokus
diferensiasi
b. Fokus
biaya
5. Low cost strategy.
Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam
menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari:
a. Pengerjaan
berskala ekonomis
b. Teknologi
milik sendiri
c. Akses
preferensi ke bahan baku
6. Differentiation.
Keunggulan fokus diferensiasi berasal dari kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua
dimensi secara umum dihargai pembeli.
Diferensiasi
dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain:
a. Diferensiasi
produk
b. Diferensiasi
sistem penyerahan atau penyampaian produk
c. Diferensiasi
dalam pendekatan pemasaran
d. Diferensiasi
dalam peralatan dan kontruksi
e. Diferensiasi
calam citra produk
Resiko
strategi generik
Biaya rendah
|
Diferensiasi
|
Fokus
|
Pesaing meniru
|
Pesaing meniru
|
Strategi fokus
ditiru
|
Teknologi berubah
|
Basis diferensiasi
kurang penting bagi pembeli
|
Segmen sasaran
menjadi tidak menarik
|
Keunggulan biaya tidak bertahan lama
|
Diferensiasi
tidak berlaku lama
|
Struktur
rusak, permintaan tidak muncul
|
7. Focus strategy.
Strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu,
meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Ada dua fokus
yaitu:
a. Fokus
biaya
b. Fokus
diferensiasi
Fokus biaya, dilakukan
perusahaan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya.
Sedangkan fokus diferensiasi dilakukan perusahaan dengan cara mengusahakan
diferensiasi dalam segmen sasarannya. Sasarannya adalah pembeli dengan
pelayanan yang paling baik dan berbeda dengan yang lainnya.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi generik pada dasarnya merupakan
pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Namun demikian dari
strategi generik low cost,
differentiation, dan focus
seperti yang dijelaskan di atas ole Porter diakui ada beberapa resiko seperti
tampak pada table di atas.
Strategi The New 7’s S
(D’Aveni)
Richard A. D’Aveni (1994;253), mengemukakan bahwa
konsep keuntungan neo-klasik maupun konsep dynamic
strategy dari Porter (1991) adalah berjangka pendek (short-life) yang bersifat statis. Sekarang ini keadaannya berubah,
yang diperlukan adalah untuk jangka panjang (long-life)
dan dinamis.
Untuk menghadapi kondisi yang semakin dinamis (hypercompetitive) seperti sekarang ini,
Richard A. D’Aveni (1994:243), mengemukakan suatu ide dasar, bahwa perusahaan
harus menekankan pada strategi yang memfokuskan pada pengembangan kompetensi
inti (building core competency),
pengetahuan dan keunikan intangible asset,
untuk menciptakan keunggulan. Oleh karena itu, D’Aveni mengajukan tujuh kunci
keberhasilan perusahaan dalam hypercompetitive
environment, yang dikenal dengan “The
New 7-S’s”.
Konsep “The
New 7-S’s” ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut :
1)
Superior
stakeholder satisfaction
2)
Strategic
soothsaying
3)
Positioning
for speed
4)
Positioning
for sureprise
5)
Shifting
the role of the game
6)
Signaling
strategic intent
7)
Simultanous
and sequential strategic thrusts
Strategi yang pertama dari New 7-S’s adalah member kepuasan yang istimewa kepada stakeholder yaitu semua unsur yang memiliki kepentingan
dalam perusahaan dengan tanpa terkecuali seperti pemasok, karyawan, manajer,
pemegang saham, konsumen, pemerintah dan masyarakat sekitarnya.
Strategi kedua adalah strategi yang memfokuskan pada
sasaran, artinya perusahaan harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan
jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
Strategi ketiga adalah strategi dalam memposisikan
perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan harus segera mengkomunikasikan
produk dan jasa-jasa tersebut ke pasar supaya segera dikenal konsumen.
Strategi keempat adalah membuat posisi yang
mencengangkan melalui barang dan jasa-jasa baru yang lebih unik dan berbeda
serta memberikan nilai tambah baru, sehingga konsumen lebih menyukai barang dan
jasa yang diciptakan perusahaan.
Strategi kelima adalah mengubah pola-pola persaingan
perusahaan yangt dimainkan sehingga pesaing terganggu (disruption) dengan pola-pola yang berbeda.
Strategi keenam adalah mengutamakan pada perasaan.
Kedekatan dengan para karyawan, relasi, dan konsumen merupakan strategi yang
ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Strategi ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor
pendorong atau penggerak strategi secara simultan dan berurutan (thrusts) melalui penciptaan
barang-barang dan jasa-jasa yang selalu member kepuasan kepada konsumen.
Kunci utama dari The
New 7-S’s adalah menggunaka inisiatif untuk merebut persaingan. Menurut
D’Aveni, The New 7-S’s menyangkut
penciptaan sesuatu yang baru dan keadaan yang berbeda untuk masa yang akan
datang (creating a new and different future). Strategi ini dimaksudkan untuk
membatasi strategi dinamis yang dimiliki oleh pesaing. Konsep “creating a new and different future”
yang dikemukakan oleh D’Aveni, identik dengan konsep “ability to create the new and different” pada kewirausahaan yang
dikemukakan oleh Drucker (1969:61).
D’Aveni, mengelompokkan New 7-S’s di atas menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk
mengganggu pasar, yang meliputi visi (vision),
kemampuan (capabilities), dan kiat (tactics). Kerangka kerja The New 7-S’s berdasarkan pada strategi
penemuan dan pengembangan keunggulan melalui gangguan pasar (market disruption), bukan berdasarkan
keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang sempurna (perpetuating and equilibrium).
Ketiga faktor di atas saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama mengembangkan visi, kapabilitas dan taktik untuk
menciptakan gangguan pasar.
Tujuan dari New
7-S’s adalah menciptakan gangguan (disruption)
dengan cara menciptakan keunggulan-keunggulan baru yang berkesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar