A.
Pendahuluan
Tumbuhan
dan bagian-bagiannya sejak dari
perkecambahannya tumbuh dan berkembang terus-menerus sampai akhirnya ia mati.
Akhir dari proses pertumbuhan dan perkembangan , ari dewasa sampai hilangnya
pengorganisasian dan fungsi pada
tumbuhan dikenal dengan istilah senesen atau penuaan.
Penuaan
berjalan dengan terjadinya penyusutan sturktur
dan rusaknya membran subseluler.
Masih dalam dugaan, bahwa vakuola
bertindak sebagai lisosom
mengeluarkan enzim hidrolitik
yang mencerna materi sel yang
tidak diperlukan lagi. Perubahan yang jelas
terjadi pada tumbuhan atau
bagiannya yang mengalami penuaan
adalah berkurangnya DNA, RNA, protein,
ion-ion anorganik, dan berbagai macam nutrien organik. Bahkan kemampuan berfotosintesis jauh berkurang dibanding
sebelumnya, sehingga semakin mempercepat
proses penuaan karena
menurunnya suplai kebutuhan yang
terpenuhi dari hasil fotosintesis.
Proses
penuaan
pada tumbuhan atau suatu organ tumbuhan erat sekali hubungannya dengan
ada atau tidak adanya suatu zat pengatur tumbuh
pada jaringan suatu organ tumuhan tersebut. Terjadinya degradasi
klorofil merupakan salah satu indikator yang jelas terhadap
terjadinya penuaan , terutama pada organ-organ yang menandung klorofil
seperti daun. Untuk
mengetahui terjadinya degradasi klorofil dapat dilihat dari
konsentrasi
klorofil sebagai parameternya.
Beberapa
zat pengatur tumbuh ada yang bersifat menghambat proses penuaan, tetapi ada
juga yang mempercepatnya. Sitokinin diketahui dapat menghambat atau
memperlambat proses penuaan. Sampai sekaang
belum diketahui dengan pasti
cara kerja sitokinin dalam penghambat
proses penuaan ini, namun diduga , bahwa stokinin menyebabkan terjadinya mobilisasi nutrien organik dan anorganik
menuju di mana sitokinin berada.
Tidak
semua tumbuhan memberikan respon yang
sama terhadap hormon
atau zat pengatur tumbuh . Sitokinin, lebih efektif menahan penuaan pada tumbuhan basah (herba), seperti bayam
dan rerumputan. Giberelin efektif menahan penuaan pada tumbuhan berkayu seperti
Taraxacum officinale dan Fraxinus sp. Auksin (IAA dan 2,4-D) menghalangi senesen
dengan konsentrasi efektif yang berbeda-beda menurut variasi jenis
tumbuhan. Etilen adalah hormon yang
dapat merangsang kuat senesen tumbuhan
tertentu atau pada banyak jaringan. Demikian pula, dengan zat pengatur
tumbuh lainnya, dapat merangsang proses
penuaan pada jenis tumbuhan tertentu, tetapi dapat sebaliknya (menghambat penuaan) pada jenis
tumbuhan yang lain. Terlepas dari faktor jenis hormon atau zat pengatur
tumbuh, konsentrasi masing-masing zat
tersebut juga dapat berpengaruh pada cepat atau lambatnya proses penuaan
tumbuhan.
B.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian kinetin (berbagai konsentrasi) terhadap
proses penuaan suatu tumbuhan.
C.
Alat dan Bahan
1.
Cawan petri (10)
2.
Pipet tetes
3.
Kartas saring
4.
Aluminium foil
5.
Mortil
6.
Penyaring Buchner
7.
Spektrofotometer dan cuvet
8.
Gunting atau alat bor gabus
|
9. Larutan kinetin:
0,05
ppm; 0,5 ppm; 5 ppm; dan
50
ppm
10.
Alkohol 95%
11.
2,4-dinitrofenol 12,5 ppm
12.
Akuades
13.
Tanaman di kebun
|
D.
Cara kerja
1. Pilih
dan ambil daun tanaman yang kena cukup cahaya matahari .
2. Siapkan 10 cawan petri dan susunlah dalam 5 kelompok
3. Isilah setiap cawan petri dengan kinetin
sebanyak 5 ml dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Ada satu cawan petri yang
hanya diisi dengan akuades.
4. Buatlah
potongan daun dengan diameter 1 cm dengan menggunakan alat pengebor gabus.
5. Masukkan
10 potongan daun ke dalam setiap cawan petri, kemudian tutuplah dengan kertas
yang telah dibasahi dan tutup lagi dengan kertas aluminium foil
6. Biarkan
selama satu minggu
7.
Ukurlah kadar klorofil sisa daun yang dipakai pada percobaan ini dengan
menggunakan spektrofometer, sebagai kadar klorofil awal.
8.
Setelah satu minggu, ukurlah kadar klorofil daun yang diperlakukan tersebut di atas dengan spektrofotometer, sebagai
kadar klorofil setelah perlakuan.
E.
Pertanyaan
1.
Sebutkan faktor luar apa saja yang dapat menghambat proses penuaan (senesen)
tumbuhan pada umumnya
2.
Jelaskan mekanisme kerja kinetin dalam mempengaruhi proses senese tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Noggle, G.R. & Fritz, G.J. (1991). Introductory Plant Physiology.
Prentice-Hall of India, New Delhi.
Salisbury, F.B. & Ross, C.W. (1991). Plant Physiology. 4th ed.
Wadsworth Publishing Company Belmont. California.
Sasmitamihardja, D. (1990). Penuntun Praktikum Fiologi Tumbuhan. Jurusan
Biologi FMIPA Institut Teknologi Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar