Jumat, 15 Juni 2012

ACARA V HUBUNGAN AIR DAN TANAH

A.  Pendahuluan
Tanah merupakan media yang sangat penting bagi tumbuhan, karena di samping sebagai penyangga berdirnya tumbuhan, juga sebagai sumber mineral, bahan organik yang sangat diperlukan tumbuhan, dan air yang merupakan kebutuhan vital tumbuhan. Air adalah salah satu komponen penting dalam tanah yang dapat menentukan suatu tumbuhan dapat tumbuh dengan atau sebaliknya. Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan dan diperoleh dari dalam tanah.
Kandungan atau kadar air dalam tanah dapat ditentukan  atau diukur dengan berbagai macam parameter. Sedangkan hubungan tanah dengan air dapat diukur  dengan cara pengamatan gerak kapiler air pada tanah dan kadar air tanah pada kapasitas lapang.
Di dalam tanah, air terikat  dengan daya absorpsi atau tekanan hidrostatik. Air dapat meningalkan tanah dengan   penguapan, gravitasi atau diabsorpsi  oleh akar tumbuhan. Karena penyerapan air oleh akar tumbuhan  terjadi melalui proses osmosis, maka  potensial air  tanah merupakan  faktor penting dalam hubungan  tumbuhan dengan air tanah.
B.  Tujuan
1. Menetahui dan mengukur gerak kapiler pada tanah
2. Mengetahui dan mengukur kadar air tanah pada kapasitas lapang
C.  Alat dan Bahan
C1. Gerak Kapiler pada Tanah
       1. Pipa gelas berdiameter 3 cm dan panjang 1 m (3) dan 0,5 m (3)
       2. Contoh tanah tiga macam (pasir, lempung, dan tanah liat)
       3. Kain kasa
       4. Gelas piala (3)
       5. Statif dan klemnya
D.  Cara Kerja
D1. Gerak Air Kapiler  pada Tanah
1.   Keringkan ke tiga macam tanah (pasir,lempung an liat), kemudian hancurkan dan ayaklah
2.  Masukkan masing-masing tanah tersebut ke dalam pipa gelas sampai hampir penuh
3.  Tutuplah bagian bawah pipa gelas dengan kain kasa
4.  Masukkan masing-masing pipa gelas yang berisi tanah tadi ke dalam gelas piala yang berisi air. Gunakan statif untuk menyangga pipa gelas tadi dan usahakan berdiri tegak.
5.  Amatilah kenaikan air kapiler pada masing-masing pipa gelas untuk tipe (macam) tanah yang berbeda.      
6. Ukurlah tinggi air kapiler pada masing-masing pipa gelas (tipe tanah yang berbeda)
7.  Usahakan selama percobaan tinggi air dalam gelas tetap sama (perlu dikontrol tiap hari untuk meambahkan lagi air)
      Tabel pengamatan dapat dibuat seperti contoh sebagai berikut:
No.
Macam Tanah
Ketinggian Air kapiler
1.
Pasir
2.
Lempung
3.
Liat
D2. Kadar Air Tanah pada Kapasitas Lapang
1.   Keringkan ke tiga macam tanah (pasir,lempung an liat), kemudian hancurkan dan ayaklah
2.  Tutuplah bagian bawah pipa gelas dan masukkan ke tiga contoh tanah masing-masing ke dalam pipa gelas sampai setinggi 8 hingga 10 cm dari bagian atas gelas.
3.   Tutuplah permukaan tanah dengan kapas setebal 0,5 – 1 cm
4. Pasanglah pipa gelas dengan tegak pada statif
5. Tuangkan air secukupnya pada bagian atas pipa gelas dan ditutup dengan penutup longgar
6.  Biarkan air mersap ke dalam tanah
7. Amati setiap hari dan ukur serta catatlah pertambahan tanah basah setiap hari sampai batas basah tidak turun lagi
8.  Bila batas basah tanah sudah tidak turun  lagi, ambillah sebagian tanah dan timbanglah sebagai berat basah.
9.  Setelah ditimbang berat basahnya, tanah contoh tadi dikeringkan dalam oven, kemudian timbanglah berat keringnya.
      Berat yang hilang adalah air yang terkandung oleh tanah tersebut.
      Tabel pengamatan dapat dibuat seperti contoh sebagai berikut:
No.
Macam Tanah
Berat Basah (gram)
Berat Kering (gram)
1.
Pasir
2.
Lempung
3.
Liat
E.  Pertanyaan
1.   Terangkan pengaruh kelas pertikel tanah terhadap kapilaritas air tanah tersebut
2.  Jelaskan pengaruh  kelas petikel tanah terhadap hubungan antara potensial air tanah dan kapasitas lapang tanah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar