A.
Pendahuluan
Sel
yang hidup memerlukan suplai bahan makanan dan mengeluarkan bahan-bahan limbah
hasil metabolisme. Paling sedikitnya ada lima cara proses tersebut dapat berlangsung
,
yaitu difusi, osmosis,
difusi terbantu, transpor aktif, endositosis, dan pinositosis.
Difusi
dapat diartikan sebagai terjadinya pergerakan
suatu zat (molekul, atom, ion) dari satu titik ke titik lain secara
bebas karena adanya gerak kinetik. Kesan arah
pergerakan molekul suatu zat yang berdifusi sejalan dengan gradien
konsentrasi zat tersebut. Dengan kata lain, difusi dapat terjadi karena adanya
berbedaan konsentrasi antara dua zat
atau larutan. Difusi merpakan proses fisika yang dapat terjadi di alam bebas
maupun di dalam jaringan hidup tumbuhan ataupun hewan. Contoh: Pertukaran gas pada tumbuhan yang
terjadi pada daunnya atau organ lainnya yang berfungsi seperti daun.
Osmosis
adalah proses difusi air yang terjadi
melalui membran semipermeabel. Prosesnya sangat tergantung pada potensial kimia air atau potensial air
(PA). Potensial air merupakan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi.
Osmosis berjalan dari potensial air tinggi menuju ke potensial air yang lebih
rendah. Potensial air itu sendiri sangat dipengaruhi oleh potensial tekanan.
Dengan demikian, proses osmosis
ditentukan oleh potensial air (PA),
potensial tekanan (PT) dan potensial osmosis (PO) itu sendiri.
Potensial
osmosis menggambarkan status suatu
larutan yang dinyatakan dalam satuan tekanan atau energi, yang sangat
bergantung pada perbadingan antara
pelarut dan zat terlarut. Potensial osmosis itu sendiri ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi,
ionisasi molekul zat terlarut, hidrasi molekul zat terlarut dan suhu.
Transportasi
yang lainnya adalah transpor aktif, yaitu bergeraknya molekul-molekul suatu zat melawan gradien konsentrasi. Hal
ini berbeda dengan proses difusi biasa.
Proses transpor aktif dapat terjadi kaena adanya protein sebagai suatu enzim atau sebagai pembawa
khusus yang berfungsi sebagai pompa.
Misalnya pompa Na+ dan K+. Keluar masuknya ion Na+
dan K+ digunakan pula untuk ikut keluar masuknya zat lain.
Bentuk
lain
transportasi zat dalam organisme adalah endositosis, (fagositosis) dan
pinositosis. Cara ini terutama digunakan molekul protein yang terlalu
besar dan terlalu hidrofobik untuk dilakukan pemindahan dengan difusi
biasa. Kebalikan dari proses endositosis adalah eksositosis.
B.
Tujuan
1. Mengetahui proses difusi molekul K-permanganat
dalam air.
2. Mengetahui proses osmosis kristal
K-permanganat dalam larutan tembaga sulfat.
3. Mengetahui proses pengangkutan melalui proses
osmosis
4. Mengetahui adanya proses osmosis pada sel
tumbuhan
C.
Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
1. Cawan petri (1)
2. Tabung reaksi (1)
3. Alat pengebor gabus (Æ 0,8 – 1 cm)
4. Timbangan analitik
5. Oven (T min 100oC)
6. Botol timbang dan Botol vial (7)
8. Silet
9. Pinset ujung runcing
10.
Mikroskup + kaca obyek + tutup
|
1.
Kristal K-permanganat
2.
Aquadestilata
3.
Larutan tembaga sulfat
4.
Kristal K-ferrosianida
5.
Larutan sukrosa:
0,14 M;
0,16 M; 0,18 M; 0,20 M;
0,22 M;
0,24 M; 0,26 M.
6.
Daun Rhoeo discolor
|
D. Cara Kerja
D1.
Difusi Molekul K-permanganat
1. Tuanglah 15 ml air suling (akuadestilata) ke
dalam cawan petri yang telah diberi alas kertas putih berskala dan letakkan di
tempat yang datar dan rata
2. Masukkan sebutir kristal k-permanganat di
tengah-tengah cawan petri tadi.
3. Perhatikanlah gerak difusi molekul
K-permanganat dalam air dan ukurlah diameter sebaran difusi molekul
K-permanganat ser5ta catatlah waktu
sebaran hinga diameternya mencapai 1 cm.
4. Ukurlah diameter sebaran setelah 5 dan 10
menit.
D2.
Difusi pada daun Rhoeo discolor
1. Buatlah irisan membujur lapisan epidermis bawh
daun R. Discolor setipis mungkin
dengan mengunakan silet
2. Letakkan
irisan tadi di atas kaca obyek, lalu
tetesi dengan air
3. Amati
sediaan tersebut di bawah mikroskup dan gambarlah hasil pengamatanmu.
4. Buatlah sediaan berikutnya dengan seperti di atas, tetapi tidak ditetesi
air melainkan dengan larutan sukrosa 1,0 M
5. Amati dibawah mikroskup dan gambarlah hasil
pengamatanmu
6. Bandingkan bentuk sel dari ke dua pengamatan
tadi
7. Sediaan kedua tadi, selanjutnya ditetesi air, kemudian
amati dan gambar pula hasil pengamatanmu.
D3.
Proses Osmosis
1. Masukkanlah
5 ml larutan tembaga sulfat 5% ke dalam tabung reaksi yang sudah disediakan
2.
Dengan hati-hati, masukkan sebutir kecil K-ferrosianida ke dalam tabung reaksi
tadi
3.
Usahakan supaya tabung tetap tegak, jangan sekali-kali dikocok dan bahkan
usahakan jangan sampai tergoyang !!!
4.
Amati terbentuknya endapan coklat dari membran tembaga ferrosianida dan amati
membran tersebut.
D4.
Mengukur Turgiditas Relatif
1. Buatlah
potongan daun R. discolor dengan menggunakan alat pengebor gabus
berdiameter 0,8 – 1 cm sebanyak 10 potong
2.
Masukkan segera potongan daun tadi ke dalam botol timbang dan tutuplah dengan
rapat
3.
Timbanglah botol bersama potongan daun tadi untuk mengetahui berat aun debagai
berat basah (BS)
4.
Masukkan potongan daun ke cawan petri yang elah berisi air suling
(akuadestilata), kemudian tutup dan taruh di dekat jendela atau di bawah ainar
lampu neon selama 2 hingga 3 jam
5. Ambillah potongan daun tersebut dan hilangkan
kelebihan airnya dengan menggunakan kertas saring, kemudian timbanglah potongan
daun ini sebagai berat turgid (BT)
6. Keringkan
potongan daun tadi dalam oven, kemudian timbanglah potongan daun itu sebagai berat kering (BK)
7.Tentukan
turgor relatif (TR) daun tanaman uji tersebut dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
BS - BK
TR
=
X 100%
BT – BK
|
Keterangan : BS
= berat segar atau beat basah
BT = berat turgid
BK = berat kering
D4.
Mengukur Potensial Osmotik (PO) Sel Cara Pengamatan Plasmolisis
1. Isilah
seri botol vial masing-masing dengan 5 ml larutan sukrosa (satu botol untuk satu macam konsentrasi)
2.
Buatlah sayatan permukaan epidermis bawah daun R. discolor, kemudian potong-potong
sampai mendapat ukuran paling sedikit mengandung 25 sel
3.
Masukkan 2 sampai 3 sayatan daun ke
dalam setiap botol vial berisi larutan sukrosa, dan biarkan selama 30 menit
4. Periksa sayatan daun itu di bawah mikroskup
dan amati apa yang terjadi. Gambarlah hasil pengamatan Anda.
5.
Carilah konsentrasi sukrosa di mana 50% jumlah sel telah mengalami plasmolisis.
Data hasil pengamatan dapat dituangkan
dalam tabel seperti berikut ini:
No.
|
Konsentrasi Larutan
|
Prosentase Jumlah Sel yang Mengalami
Plasmolisis
|
1
|
0,14 M
|
|
2
|
0,16 M
|
|
3
|
0,18 M
|
|
4
|
0,20 M
|
|
5
|
0,22 M
|
|
6
|
0,24 M
|
|
7
|
0,26 M
|
|
E. Pertanyaan
1.
Mengapa membran K-permanganat terus menur pecah dan terbentuk kembali?
2. Larutan apakah yang berada di sebelah dalam
membran tadi?
3. Zat apakah yang dapat melalui membran
tersebut ? Jelaskan !
4. Pada konsentrasi berapa jumlah sel yang
berplasmolisis paling banyak ? Jelaskan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar